Perkembangan
teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan
memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan
akurat. Perkembangan teknologi informasi juga telah banyak memberi pengaruh terhadap berbagai
kehidupan. Pengaruh tersebut salah satunya adalah pada bidang pendidikan.
Teknologi informasi telah berfungsi sebagai pemasok ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan proses usaha secara sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik secara aktif untuk dapat mengembangkan potensi. Sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah tercantum dalam Undang-Undang RI No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Perkembangan teknologi internet memunculkan berbagai aplikasi baru termasuk di
bidang pendidikan. Internet adalah salah satu bagian dalam teknologi komputer yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Salah satu manfaat
teknologi internet dalam bidang
pendidikan adalah sebagai sarana
pembelajaran. Beberapa fasilitas
di internet, seperti website, chat, email kemudian dimanfaatkan untuk
mendukung proses pembelajaran,
yang kemudian dikenal dengan sebutan E-learning.
E-learning dapat
didefinisikan sebagai metode untuk menetapkan proses belajar mengajar melalui
penggunaan perangkat teknologi informasi dan internet (B. Pardamean and T.Suparyanto,
2014, p.19). Konsep e-learning
secara umum yaitu suatu pembelajaran
elektronik berbasis web atau TIK yang dibuat dengan prinsip dan metode tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai media
pembelajaran open source yang menarik. Pembelajaran dengan e-learning memungkinkan siswa belajar secara individual, kolaboratif, aktif,
konstruktif, kontekstual, reflektif,
serta mengasah berfikir tingkat
tinggi, baik melalui internet maupun intranet
(Mu’arif. H.A. & Surjono. H.D.,2016, p.197). E-learning terdiri dari
tiga elemen penting (Anderson, 2004): proses pengajaran (guru), proses belajar
(siswa), dan isi atau pengetahuan (disampaikan melalui Internet) (B. Pardamean and T.Suparyanto,
2014, p.19).
Menciptakan catatan sendiri untuk siswa merupakan langkah penting dalam
pendidikan. Dengan menggunakan catatan ini pada saat proses pembelajaran
menggunakan E-Learning, para siswa
dapat mencatat pemikiran dan praktik mereka dan menghadapkannya pada gagasan yang
telah diharapkan guru. (Magdin.M.P, 2016, p.78). Modul IES dirancang untuk
menangkap aktivitas siswa saat bekerja dengan elemen interaktif yang telah
diimplementasikan dalam beberapa pelajaran di codeigniter. Untuk menciptakan sebuah modul notes harus memiliki kriteria sebagai berikut: (1) pembuatan catatan
harus dilakukan secara intuitif, yaitu harus menawarkan pembacaan langsung
bahan belajar berupa komentar; (2) kecuali komentar teks harus tersedia fungsi
highlight tanpa membuat catatan; (3) catatan yang dibuat karena komentar harus
dapat diedit dan dapat dilepas, penyimpanan catatan yang dibuat harus dilakukan
sesuai permintaan pengguna segera setelah membuat catatan; (4) melihat catatan
dalam bahan ajar tidak boleh mengganggu, catatan yang ditunjukkan sebagai komentar
atas kata-kata yang dipilih; dan (5) Bila mencetak catatan perlu menjaga
integritas bahan belajar, catatan akan ditampilkan dalam bentuk catatan kaki
yang diindeks seperti dalam dokumen cetak standar.
Metode yang
digunakan dalam pengembangan
adalah development research. Model pengembangan yang dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran adalah model 4D (Four-D Model) yang
dikemukakan oleh Thiagarajan, dkk dalam Asyhari.A, Diani. R.,
2017, p.15). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi
model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Tahap define adalah tahap untuk
menetapkan deskripsi pembelajaran yang dianggap ideal.Tahap define ini
mencakup lima langkah pokok, yaitu analisis awal-akhir (front-endanalysis),
analisis peserta didik (learner analysis), analisis tugas (task
analysis), analisiskonsep (concept analysis) dan perumusan
tujuan pembelajaran (specifying instructionalobjectives). Tahap design bertujuan untuk merancang
perangkat pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini,
yaitu: (1) penyusunan standar tes (criterion-test construction), (2) pemilihan
media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan
pembelajaran, (3) pemilihan format (format selection), yakni mengkaji
format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan
dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang
dipilih. Tahap pengembangan
adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan melalui dua
langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert
appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing). Proses diseminasi merupakan suatu tahap
akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan
agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau system (Thiagarajan, dkk, 1974).
CodeIgniter adalah kerangka pengembangan aplikasi, yang dapat digunakan
untuk mengembangkan situs web, menggunakan PHP. Ini adalah framework Open
Source. Ini memiliki satu set yang sangat kaya fungsionalitas, yang akan
meningkatkan kecepatan kerja pengembangan situs web (Tawari.T, 2016, p.265). Dengan
menggunakan CodeIgniter, Anda akan menghemat banyak waktu, jika Anda
mengembangkan situs web dari nol. Tidak hanya itu, sebuah situs yang dibangun
di CodeIgniter juga aman, karena memiliki kemampuan untuk mencegah berbagai
serangan yang terjadi melalui situs web.
Tawari.T, 2016, p.265 mengemukakan ada beberapa keuntungan dan kelamahan
dari penggunaan CodeIgniter sebagai
LMS pengembangan E-Learning. Keuntungan
dari CodeIgniter adalah sebagai
berikut: (1) mudah dipelajari, diadopsi dan diterapkan sehingga mudah dalam
penangan serta penyesuaian; (2) sebuah fungsi baru telah diterapkan tanpa
mempengaruhi kustomisasi sama sekali; (3) Menawarkan fleksibilitas dan
manajemen yang mudah Dengan kerangka berbasis MVC; (4) menyediakan konfigurasi
dan penyesuaian file konfigurasi yang lebih mudah; dan (5) Dokumentasi yang
mengagumkan dari panduan pengguna, yang memudahkan pengkodean untuk menggunakan
keseluruhan kerangka kerja. Sedangkan kekurangan dari CodeIgniter adalah sebagai berikut: (1) berbasis PHP saja dan tidak
terlalu berorientasi objek di beberapa bagian; (2) Perusahaan yang digerakkan
bukan berbasis masyarakat dan rilis tidak beratura; dan (3) Kerangka itu
sendiri tidak memiliki ORM built-in (hanya melalui solusi pihak ke-3).
Berkaitan dengan proses belajar dan pembelajaran, modul notes tidak lepas dari dasar teori
belajar yang menjadi dasar pengembangannya, yaitu teori pembelajaran behavior.
Berdasarkan hasil penelitian (Magdin Martin, 2016, p.67) menunjukkan bukti
bahwa isi simulasi interaktif bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam
proses pembelajaran. Ini bisa mengantarkan informasi dengan cara yang sangat
menarik, yang juga bisa menguntungkan dalam menyusun kurikulum bagi siswa yang
memiliki tingkat keterampilan dan gaya belajar yang berbeda.
Dengan menggunakan modul catatan, siswa dapat mencatat pemikiran dan
praktik untuk melakukan pembelajaran online. Dengan langkah menggabungkan
keuntungan dari E-Learning dan pengajaran
tradisional. Modul Notes akan membantu siswa yang akan menggunakan CodeIgniter sebagai alat tidak hanya
untuk menyediakan bahan ajar, tapi terutama sebagai alat nyata untuk memberi
isi dan pengelolaan bahan ajar dengan pilihan adap (Magdin.M.P, 2016, p.17). Dalam
hal penerapan modul catatan ke dalam pembelajaran online, tidak hanya memperoleh bentuk pengetahuan yang menarik bagi
para siswa, tetapi juga memungkinkan untuk menentukan cara siswa menggunakan
dan mengerjakan materi pelajaran selanjutnya.
Referensi
Asyhari,
A., Diani, R. 2017. Pembelajaran Fisika
Berbasis Web Enhanced Course: Mengembangkan Web-Logs Pembelajaran Fisika Dasar
I. Jurnal Inovasi Teknologi
Pendidikan Vol 4 (1).
Atilla,
ELCI. (2011). A Metadata Model For
E-Learning Coordination Through Semantic Web Languages. The Turkish Online
Journal of Educational Technology Vol 4 Issue 3.
Magdin,
M. (2016). Modeling Behavior of Students
in E-Learning Courses on the Basis of Use Interactive Animations. The
Turkish Online Journal of Educational Technology Vol 15 Issue 1.
Magdin,
PaedDr. M. (2016). Even in E-Learning is
Important to Do Your Own Notes!. The Turkish Online Journal of Educational
Technology Vol 15 Issue 3.
Mu’arif,
H.,A., Surjono, Herman Dwi. 2016. Pengembangan E-Learning Berbasis Pendekatan
Ilmiah Pada Mata Pelajaran Ipa Di Smp Negeri 5 Yogyakarta. Jurnal Inovasi
Teknologi Pendidikan Vol 3 (2).
Nugroho,
A.Agung. (2016). Pengembangan Website
Interaktif Sebagai Computer-Mediated Communication Untuk Pembelajaran Jaringan
Komputer. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan Vol 3 (2).
Pardamean.
B., Suparyanto. T. 2014. A Systematic
Approach To Improving E-Learning Implementations In High Schools. The
Turkish Online Journal of Educational Technology Vol 13 Issue 3.
Tawari,
Trupti. (2016). Comparative Study Of
Different Frameworks Of PHP. International Journal of
Research in Computer & Information Technology (IJRCIT) Vol. 1 Special Issue 2.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M.
I. (1974). Instructional Development for Training
Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership
Training Institute/Special Education, University of Minnesota.